BERTERNAK ENTOG
Mentok peliharaan adalah sejenis burung atau unggas yang termasuk keluarga bebek. Istilah mentok berasal dari bahasa Jawa; di tempat lain ia mungkin disebut dengan salah satu atau beberapa nama berikut: entok, enthok atau entog (Sd., Bms.), basur (Bms.), itik manila, atau bebek manila (Ind.). Dalam bahasa Inggris disebut Muscovy Duck atau Barbary Duck.
Di Indonesia unggas ini adalah sepenuhnya hewan peliharaan, yang
diternakkan terutama untuk dagingnya. Asal-usul mentok peliharaan adalah
dari Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan, di mana populasi
burung ini hidup alami dan liar di rawa-rawa berhutan dan wilayah
berpaya di sekitar danau dan sungai; termasuk di hilir lembah Sungai Rio
Grande di Texas. Populasi lepasan yang meliar (feral) juga dijumpai di Florida bagian selatan.
Pemerian
Burung yang berukuran sedang sampai agak besar. Mentok jantan liar
dapat mencapai 86 cm, dari ujung paruh hingga ke ujung ekor. Dan
beratnya bisa sampai 3 kg. Mentok betina lebih kecil, sampai sekitar 64
cm dan 1,3 kg. Mentok peliharaan biasanya lebih gemuk, di mana jantan
bisa mencapai 7 kg dan betina mencapai 5 kg.
Berwarna dominan hitam dan putih, mentok memiliki kulit atau tonjolan
kulit berwarna merah dan hitam di sekitar mata dan wajah. Paruh gemuk
pendek khas bebek, putih kemerahan; kaki gemuk pendek berselaput renang,
abu-abu kehitaman. Ekor memipih datar agak lebar.
Kebiasaan
Meskipun pandai terbang, mentok peliharaan hampir tak pernah terbang
jauh. Unggas ini sering terlihat berjalan bersama kelompoknya,
perlahan-lahan dan tak pernah tergesa-gesa, dengan ekor bergoyang ke
kanan dan ke kiri untuk mengimbangi tubuh (Jw., megal-megol) sehingga berkesan lucu.
Mentok liar di alamnya tidur di atas cabang-cabang pohon. Akan tetapi
mentok peliharaan biasanya tidur di atas tanah. Di pedesaan di Jawa,
mentok jarang dikandangkan. Dibiarkan bebas berkeliaran mencari
makanannya sendiri, terutama di sekitar saluran air, sungai dan sawah.
Mentok memakan aneka siput, cacing, serangga air, yuyu kecil dan
pucuk-pucuk tumbuhan. Oleh pemiliknya, mentok kerap diberi makan dedak
bercampur air dan sisa-sisa makanan.
Unggas ini tidak berisik, tidak seperti itik petelur.
Mentok betina mengeluarkan desisan dan desahan sambil berjalan. Mentok
jantan terkadang mengeluarkan desis keras sambil menggerakkan kepala
maju mundur (Jw., nyosor), untuk memperingatkan atau mengusir pengganggu.
Mentok bertelur hingga kurang-lebih 10 butir, yang dierami oleh betinanya selama sekitar 5 minggu.
Kerabat Terdekat
Jenis mentok liar yang terdapat di Indonesia adalah mentok rimba (Cairina scutulata). Unggas ini menyebar luas secara alami mulai dari India, Asia Tenggara hingga Sumatra dan Jawa.
Populasi mentok rimba kini terancam kepunahan, karena perburuan dan
terutama karena perubahan habitat yang drastis. Di Jawa, hewan ini
sekarang diduga sudah punah.
Masakan
Daging mentok disukai orang, terutama di pedesaan. Rasanya yang kuat
dan tidak begitu berbau, tak seperti daging itik petelur, menjadikan
daging unggas ini sebagai salah satu favorit di samping daging ayam.
Ada berbagai macam masakan daging mentok. Yang paling sederhana namun enak ialah mentok bakar, dengan bumbu sedikit garam dan bawang putih dilengkapi dengan sambal tomat hijau atau sambal jeruk nipis (cara Dompu).
Dari Kudus dikenal masakan sweeke enthok, dari Indramayu dikenal masakan pedesan entog. Dari Tambak, Banyumas terkenal masakan sate dan gule bebek;
yang sebetulnya adalah sate dan gule mentok. Demikian pula, kebanyakan
bebek goreng atau pecel bebek pada gerai pecel lele Lamongan di tepi
jalan di banyak kota sebetulnya adalah mentok goreng. Sementara dari
Tegal juga dikenal kupat blengong, ketupat dengan masakan daging blengong atau brati, yakni hasil persilangan mentok dengan itik petelur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar